Konsultan HACCP – Denasti Consultant

HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) adalah sebuah metode sistematis berbasis sains yang mengidentifikasi risiko bahaya tertentu dan tindakan pengendaliannya untuk memastikan keamanan dari produk pangan yang diproduksi. Berfokus pada pencegahan, HACCP dapat membantu perubahan termasuk merancang peralatan dan prosedur pengolahan.

HACCP adalah sistem manajemen risiko yang mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan risiko bahaya terkait keamanan pangan di seluruh lini jaringan rantai pasokan.

HACCP didasarkan pada tujuh prinsip yang membentuk sebuah landasan bagi seluruh standar keamanan pangan global, dan dapat diterapkan dengan baik di seluruh sektor dalam jaringan rantai pasokan mulai dari produksi yang paling dasar hingga menjadi produk akhir untuk konsumsi.

  • Mengidentifikasi dan Mengurangi Risiko
    Pendekatan sistematis terhadap keamanan pangan akan mengidentifikasi risiko-risiko penting dan membantu Anda untuk mengambil tindakan pencegahan dan perbaikan serta memperkecil risiko bahaya keracunan pangan dan timbulnya biaya penarikan produk.
  • Uji Kelayakan
    Kemampuan untuk mempertunjukkan praktik keamanan pangan yang berkualitas dan kuat didukung oleh perlindungan Uji Kelayakan (Due Diligence).
  1. Analisis Bahaya.
    Tim HACCP harus mencantumkan semua bahaya yang mungkin terjadi dalam setiap tahapan proses pada sebuah daftar. Setelah daftar tersebut lengkap, masing-masing potensi bahaya yang teridentifikasi harus dinilai signifikansinya untuk kemudian dilakukan pembahasan mengenai tindakan apa yang harus diterapkan untuk mengendalikan masing-masing potensi bahaya. Ada tiga langkah yang dilakukan pada proses analisis Bahaya.
    Tiga Langkah Utama:
    - Identifikasi Bahaya (identifikasi semua potensi bahaya)
    - Analisis Bahaya (Penilaian Signifikansi Bahaya)
    - Identifikasi tindakan pengendalian untuk bahaya yang signifikan
  2. Penentuan Titik Kritis.
    Mengidentifikasi titik-titik dalam proses produksi di mana pengendalian dapat diterapkan untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya ke tingkat yang dapat diterima. Tahapan ini melibatkan penentuan titik kendali kritis (CCP) yang harus diawasi dan dikendalikan dengan baik.
  3. Penetapan Batas Kritis.
    Mengidentifikasi titik-titik dalam proses produksi di mana pengendalian dapat diterapkan untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya ke tingkat yang dapat diterima. Tahapan ini melibatkan penentuan titik kendali kritis (CCP) yang harus diawasi dan dikendalikan dengan baik.
  4. Menetapkan Prosedur Monitoring.
    Menyusun sistem pemantauan yang efektif untuk mengawasi CCP secara teratur dan memastikan bahwa batas kritis terpenuhi. Pemantauan ini dapat mencakup pengukuran suhu, kelembaban, pH, atau parameter lain yang relevan.
  5. Menetapkan Tindakan Koreksi.
    Menyiapkan tindakan korektif yang harus diambil jika hasil pemantauan menunjukkan bahwa batas kritis pada CCP tidak terpenuhi. Tindakan korektif ini bertujuan untuk memperbaiki penyimpangan dalam proses produksi dan mencegah terjadinya kontaminasi produk pangan.
  6. Menetapkan Prosedur Verifikasi.
    Mengingat sumber daya dan banyaknya waktu yang telah dialokasikan dalam pembentukan sistem HACCP, maka organisasi harus menyusun prosedur- prosedur verifikasi. Tindakan pengendalian yang diterapkan secara tidak langsung, seperti contoh organisasi mengendalikan penyebab dari hal berbahaya yang terjadi tetapi bukan hal berbahayanya yang dikendalikan. Untuk meningkatkan tingkat kepercayaan, beberapa rangkaian aktivitas verifikasi harus dilakukan secara rutin untuk mendemonstrasikan bahwa rencana yang ditetapkan telah berjalan dan bekerja secara efektif.
  7. Mengembangkan Sistem Rekaman atau Dokumentasi.
    Pendokumentasian dan penyimpanan catatan adalah tahapan penting dalam penerapan sistem HACCP dan harus dilakukan secara tepat sesuai dengan besar kecilnya organisasi. Seluruh prosedur HACCP harus didokumentasikan. Untuk memastikan bahwa organisasi tersebut dapat menunjukkan pengendalian yang efektif pada critical safety (dan aktivitas yang berkualitas jika sesuai), pendokumentasian harus memperlihatkan bahwa bahaya telah diidentifikasi secara tepat dan batas kritis yang ditentukan benar. Pencatatan harus menyediakan bukti yang objektif bahwa seluruh pemantauan, tindakan perbaikan dan aktivitas verifikasi telah dilaksanakan.

Melalui prinsip utama di atas, langkah penerapan sistem ini pada industri pangan bisa dibagi menjadi 12, yaitu:

  • Bentuk Tim HACCP dan Tentukan Lingkup Aplikasi
    Membentuk tim yang terdiri dari ahli keamanan pangan, teknisi, dan personel lain yang terlibat dalam proses produksi. Tim ini akan bertanggung jawab untuk mengembangkan dan mengelola sistem.
  • Kumpulkan Informasi Tentang Produk dan Proses
    Mengumpulkan data dan informasi tentang produk, bahan baku, proses produksi, serta kondisi operasional yang relevan untuk menilai potensi bahaya.
  • Identifikasi Bahaya Terkait Bahan Baku, Proses, Produk Jadi, dan Konsumen
    Melakukan analisis bahaya yang mencakup identifikasi potensi bahaya yang mungkin terjadi pada setiap tahap produksi, dari bahan baku hingga produk jadi.
  • Tentukan Titik Kontrol Kritis (CCP)
    Mengidentifikasi titik-titik dalam proses produksi di mana pengendalian harus diterapkan untuk mencegah, menghilangkan, atau mengurangi bahaya ke tingkat yang dapat diterima.
  • Tetapkan Batas Kritis untuk Setiap CCP
    Menentukan batas kritis yang harus dipenuhi pada setiap CCP untuk memastikan keamanan produk pangan.
  • Tetapkan Sistem Pemantauan CCP
    Menyusun sistem pemantauan yang efektif untuk mengawasi CCP secara teratur dan memastikan bahwa batas kritis terpenuhi.
  • Tetapkan Tindakan Korektif untuk Setiap CCP
    Menyiapkan tindakan korektif yang harus diambil jika hasil pemantauan menunjukkan bahwa batas kritis pada CCP tidak terpenuhi.
  • Verifikasi Sistem HACCP
    Melakukan verifikasi secara berkala untuk memastikan bahwa sistem ini berfungsi dengan baik dan efektif dalam mengendalikan bahaya keamanan pangan.
  • Validasi Sistem HACCP
    Memvalidasi sistem ini dengan menguji dan mengevaluasi hasil penerapan prinsip-prinsip utama dalam proses produksi.
  • Kembangkan Sistem Dokumentasi dan Rekaman
    Membuat sistem dokumentasi yang meliputi rekaman dan dokumen yang diperlukan untuk membuktikan bahwa penerapan prinsip-prinsip sistem tersebut dilakukan secara konsisten dan efektif.
  • Tinjau dan Perbarui Sistem HACCP secara Berkala
    Melakukan tinjauan dan pembaruan sistem ini secara berkala untuk memastikan bahwa sistem ini tetap relevan dan efektif dalam mengendalikan bahaya keamanan pangan.
  • Melakukan Pelatihan dan Edukasi bagi Karyawan
    Memberikan pelatihan dan edukasi kepada setiap karyawan yang terlibat dalam proses produksi pangan mengenai prinsip-prinsip sistem dan peran mereka dalam menjaga keamanan pangan.

Kami Denasti Consultant sebagai Konsultan HACCP berpengalaman menangani project Implementasi HACCP pada perusahaan PT. PELNI (Persero) pada Kapal Km. Dorolonda, Km. Bukit Siguntang, Km. Kelud & Km. Awu

Layanan kami yaitu, Konsultasi, Implementasi & Training HACCP. Dalam pelaksanaannya akan kami bantu untuk pembuatan dokumen SOP (Standard Operating Procedure), IK (Instruksi Kerja), Simulasi Audit, sehingga HACCP terimplementasi dengan baik, juga team perusahaan memahami HACCP secara komprehensif. Dengan demikian terbitnya sertifikat HACCP dapat meningkatkan value perusahaan

Implementasi & Training HACCP, hubungi :
PT. Denasti Arrashvia Profesional
official@denastiarrashvia.com
+62 821 1088 6006
Jl. RC Veteran No.1i, Bintaro Jaya, Pesangrahan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, 12330, Indonesia